Minggu, 22 April 2012

Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif

Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Albert Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika ia dalam praktek terapi mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai kelemahan kelemahan secara teoritis (Ellis, 1974). A.Konsep-Konsep Utama Teori Rasional Emotif ini menitik beratkan manusia kepada tindakan berpikir, menilai, menganalisa, dan bertindak. Neurosis adalah pemikiran dan tingkah laku irasional. Ganguan – gangguan emosional berakar pada masa kanak – kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab masalah – masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji kesahihan keyakinan – keyakinan tertentu. Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan sehari – hari. 1.Pandangan tentang sifat manusia Terapi rasional emotif adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun berpikir irasional dan jahat. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Sebaliknya, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan secara tak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme, dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri. 2.Unsur pokok terapi rasional-emotif Menurut Ellis unsur pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berpikir dan emosi bukan dua proses yang terpisah melainkan dua hal yang saling bertumpang tindih, dan dalam prakteknya kedua hal itu saling terkait. Emosi disebabkan dan dikendalikan oleh pikiran. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intristik. Pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi seseorang dan merasakan sesuatu dalam situasi tertentu dapat menjadi pemikiran seseorang. Atau dengan kata lain, pikiran mempengaruhi emosi dan sebaliknya emosi mempengaruhi pikiran. Pikiran seseorang dapat menjadi emosinya, dan emosi dalam keadaan tertentu dapat berubah menjadi pikiran. 3.Terapi Rasional – Emotif dan Teori Kepribadian Neurosis adalah pemikiran dan tingkah laku irasional. Gangguan-gangguan emosional berakar pada masa kanak-kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab masalah-masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji kesahihan keyakinan-keyakinan tertentu. Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Terapi rasional emotif menekankan bahwa menyalahkan adalah inti sebagan besar gangguan emosional. Oleh karena itu, jika kita ingin menyembuhkan orang yang neurotic dan psikotik, kita harus menghentikan penyalahan diri dan penyalahan terhadap orang lain yang ada pada orang tersebut. Orang perlu belajar untuk menerima dirinya sendiri dengan segala kekurangannya. 4.Teori A-B-C tentang Kepribadian Teori A – B – C tentang kepribadian sangatlah penting bagi teori dan praktek Terapi Rasional Emotif. A adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa, tingkah laku atau sikap seseorang. C adalah konsekuensi atau reaksi emosional seseorang, reaksi ini bisa layak dan bisa pula tidak layak. A (peristiwa yang mengaktifkan ), bukan penyebab timbulnya C (Konsekuensi emosional ). B yaitu keyakinan individu tentang A, yang menjadi penyebab C, yakni reaksi emosional. A (Activating experiences atau pengalaman-pengalaman pemicu) seperti kesulitan - kesulitan keluarga, kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan hal-hal lain yang kita anggap sebagai penyebab ketidakbahagiaan. B ( Beliefs ) adalah keyakinan-keyakinan, terutama yang bersifat irasional dan merusak diri sendiri yang merupakan sumber ketidakbahagiaan kita. C ( Consequence ) adalah konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotik dan emosi-emosi negatif seperti panik, dendam dan amarah karena depresi yang bersumber dari keyakinan - keyakinan kita yang keliru. Setelah A – B – C menyusul D, membahas bahwa pada dasarnya D adalah penerapan metode ilmiah untuk membantu para klien menantang keyakinan – keyakinannya yang irasional yang telah mengakibatkan gangguan – gangguan emosi dan tingkah laku. Karena prinsip – prinsip logika bisa diajarkan, prinsip – prinsip ini bisa digunakan untuk menghancurkan hipotesis – hipotesis yang tidak realistis dan yang tidak bisa diuji kebenarannya. Metode logikoempiris ini bisa membantu para klien menyingkirkan ideologi – ideologi yang merusak diri. B.CONTOH TERAPI RASIONAL EMOTIF 1.Aku benar – benar bersalah karena bercerai, aku memang sial, dan segala kulakukan selama ini salah. Aku orang yang tak berharga, aku merasa kesepian dan tertolak, dan ini adalah bencana yang mengerikan bagiku. 2.Orang depresi merasa sedih dan kesepian karena dia keliru berpikir bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, tugas seorang terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang depresi, melainkan menyerang keyakinan mereka yang negatif terhadap diri sendiri. DAFTAR PUSTAKA : Corey, Gerald. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi . Bandung: PT Rafika Aditama. Nelson, Richard. 2011. Teori dan Praktik KOnseling dan Terapi.Yogyakarta : Pustaka Belajar

Minggu, 25 Desember 2011

Perceraian Orangtua dan Akibatnya terhadap Anak

Berbagai dampak perceraian telah banyak diketahui bahwa efek terbesar perceraian terjadi pada anak. Efek tersebar tersebut juga sebagian besar efeknya merupakan efek negative.

Anak yang orangtuanya bercerai besar kemungkinan akan memiliki hubungan romantic yang buruk di masa yang akan datang. Anak dari yang orangtua bercerai memiliki kecendrungan yang lebih tinggi pula untuk bercerai ketika mereka menikah.

Tidak hanya anak dengan orang tua yang bercerai, anak dengan orang tua yang sering berselisih juga mengalami berbagai permasalahan yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Efek yang lebih buruk ditemukan pada anak yang tumbuh di keluarga dengan konflik yang berkepanjangan dibandingkan anak yang orangtuanya mengalami perceraian.

Anak yang orangtuanya sering berselisih memiliki kecendrungan yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kepercayaan diri. Masalah kepercayaan diri tersebut juga akan terus terjadi hingga anak beranjak dewasa. Selain masalah kepercayaan diri, masalah lain yang muncul akibat perselisihan orangtua adalah rendahnya prestasi sekolah, renggangnya hubungan anak dengan orangtua, dan buruknya hubungan romantis dikemudian hari.

Berbagai permasalahan yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa konflik orang tua sangat mempengaruhi berbagai area perkembangan anak. Di sisi lain, anak yang orangtuanya bercerai memiliki kecendrungan untuk lebih dewasa dan mandiri dari anak se-usianya. Hal ini disebabkan karena adanya ‘tuntutan’ dari lingkungan untuk lebih memahami situasi dan kondisi keluarganya. Hal yang tidak dialami oleh banyak orang.

Pada dasarnya, tidak ada yang menginginkan perceraian. Namun demikian, hal tersebut sering tidak bisa dihindarkan. Jika orang tua Anda bercerai, hal utama yang harus dilakukan adalah dengan menanamkan kepercayaan pada diri anda sendiri bahwa apa yang terjadi kepada orang tua Anda belum tentu akan Anda alami. Selalu tanamkan bahwa Anda akan memiliki hubungan romantis yang ‘lebih sukses’ dibanding apa yang orang tua Anda alami.

Di sisi lain, apabila Anda orang tua yang sedang memikirkan kemungkinan untuk bercerai, cobalah untuk kembali mendahulukan kepentingan keluarga. Jika memang tidak bisa dihindarkan, hal – hal yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir efek perceraian pada anak adalah:
- Berikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan perasaan dan pemikirannya terhadap perceraian orang tua agar anak merasa bahwa orang tua memperhatikannya.
- Menjalin hubungan dan komunikasi dengan mantan pasangan anda agar memperlihatkan pada anak bahwa hubungan antara kedua orang tua berjalan dengan baik walaupun telah berpisah. Dengan memperlihatkan hubungan baik tersebut menghindari anak bersifat negatif terhadap perkawinan dan kedua orang tuanya.
- Tetap melakukan kegiatan rutin dengan anak seperti mengantar anak ke sekolah atau mengajak pergi ketika libur sekolah Walaupun orang tua telah bercerai bukan berarti kebiasaan-kebiasaan tersebut hilang.

apabila Anda di posisi anak yang orangtuanya bercerai, tananamkan kepercayaan pada diri anda sendiri bahwa apa yang terjadi kepada orang tua Anda belum tentu akan Anda alami. Untuk orangtua, cobalah untuk kembali mendahulukan kepentingan keluarga.

Kamis, 03 November 2011

Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

I. Profil Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam

Anjungan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah satu Anjungan Daerah di Taman Mini Indonesia Indah. Di anjungan ini terdapat beberapa bangunan seperti menampilkan dua rumah adat sebagai bangunan induk, lumbung padi (krueng pade), penumbuk padi (jeungki), tempat kumpul (bale), langgar (meunasah), panggung pergelaran, pesawat Dakota RI-001 Seulawah, toko cenderamata, dan bangunan kantor.

1.Bangunan rumah adat Aceh Besar (rumoh Aceh)
Berupa rumah panggung 2,5 sampai 3 meter di atas tanah. Rumah ini terbuat dari kayu dan ditopang empat deret tiang kayu bulat yang berjarak sama sehingga membentuk segi empat. Salah satu ciri rumah adat Aceh adalah pintu yang berada di lantai rumah, dibuka ke atas, dan dihubungkan oleh tangga yang diletakkan di kolong rumah. Meskipun demikian ada yang membuat pintu menghadap ke halaman dengan tangga di pinggir lantai.
Rumoh Aceh pada umumnya terdiri atas tiga ruangan: serambi depan (seuramo keue), berfungsi sebagai tempat menerima tamu, tempat mengaji, dan tempat tidur anak lelaki; ruangan tengah (jureu), memiliki dua bilik: rumoh inong yang berfungsi sebagai kamar tidur kepala keluarga dan ruang anjong untuk kamar tidur anak gadis; serta serambi belakang (seuramo liekot) yang berfungsi sebagai dapur dan tempat makan keluarga.
Bangunan ini dipergunakan sebagai ruang peragaan berbagai aspek budaya dan adat istiadat 18 kabupaten dan 5 kotamadya, antara lain pelaminan dengan motif sulaman khas Aceh, tempat tidur berkelambu, senjata tradisional, alat perlengkapan rumah tangga, alat penangkap ikan, kerajinan anyam-anyaman, dan foto dokumentasi perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda, termasuk para pahlawannya.

2.Bangunan rumah asli pahlawan wanita Aceh, Cut Meutia
Yang dipindahkan dari tempat asalnya ke Taman Mini Indonesia Indah, sampai sekarang rumah bersejarah ini masih anggun dan berdiri kokoh meski telah berumur 175 tahun. Keunikan arsitekturnya terletak pada jendela—yang juga berfungsi sebagai ventilasi—berupa lubang-lubang sela ukiran di seluruh dinding. Pintu rumah panggung bertiang 16 ini berada di lantai rumah dengan daun pintu membuka ke atas, sehingga harus menggunakan tangga untuk masuk. Konon, pintu ini dibuat karena alasan keamanan.
Baik rumoh Aceh maupun rumah Cut Meutia beragam hias ukir tetumbuhan seperti bungong meulu, bungong jeumpa, dan bungong mata uroe pada dinding, pintu, tulak angin, jendela, dan beberapa bagian lainnya. Warna ukiran disesuaikan dengan warna dasar bangunan. Ukiran motif awan beriring (canek awan), lambang kesuburan, terdapat pada tangga, dinding, dan ruang tengah. Pada bagian atas pintu terdapat kaligrafi, sedangkan tulak angin dan dinding atas dengan ukiran keurawang bermotif sulur-suluran, selain untuk keindahan juga sebagai ventilasi. Kebanyakan ukiran hiasan rumah Aceh tidak mengandung lambang tertentu, melainkan sebagai unsur keindahan saja.

3.Lumbung padi (krueng pade)
Tempat menyimpan padi

4.Penumbuk padi (jeungki)
Jeungki/Jingki adalah alat penumbuk padi tradisional masyarakat Aceh. Jeungki tidak dapat dipisahkan dari kehidupan petani tradisional Aceh. Pada masa dulu hampir setiap keluarga mempunya Jeungki yang berfungsi untuk menumbuk padi atau beras. Selain itu Jeungki juga dapat digunakan untuk menumbuk kopi, sagu, emping beras, tepung atau menumbuk bumbu masakan dan kelapa dalam proses pengolahan minyak kelapa dengan cara tradisional Aceh.

5.Tempat kumpul (bale),

6.Langgar (meunasah)
Meunasah dalam bahasa Indonesia disebut dengan mushalla, surau, atau langgar. Meunasah lazimnya lebih kecil dari mesjid dan bentuk atasnya tidak berkubah sebagaimana mesjid. Bentuk meunasah sama saja dengan rumah-rumah biasa. Berbeda dengan mesjid, karena bentuk meunasah lebih kecil dan sederhana, tidak digunakan orang untuk shalat Jumat.

7.Panggung pagelaran
Di sebelah kiri anjungan digunakan untuk pergelaran berbagai seni tradisional, seperti Saman dan Seudati, terutama pada hari Minggu dan libur. Anjungan NAD pernah dikunjungi beberapa tamu negara, seperti perdana menteri Selandia Baru, duta-duta besar Pakistan, Malaysia, Philipina, Muangthai, dan India.

8.Pesawat terbang Dakota
Pesawat terbang Dakota dengan nomor RI. 001 Seulawah, sumbangan rakyat Aceh sebagai bukti ikut dalam perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, dipajang di halaman.

II. Profil Daerah Nanggroe Aceh Darussalam

Daerah Istimewa Aceh yang kini disebut dengan Nangroe Aceh Darussalaam terletak di sebelah ujung Utara pulau Sumatera dan merupakan wilayah paling Barat negara Republik Indonesia. Batasnya ialah: sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Timur berbatasan dengan propinsi Sumatra Utara.
Di tengah-tengah Daerah Istimewa Aceh membujur Bukit Barisan, gunung-gunung yang berhutan lebat, seakan-akan membagi wilayah ini menjadi dua bagian, sebelah Barat dan sebelah Timur. Dari hutan-hutannya dapat diperoleh hasil hutan seperti damar, terpentin dan lain-lain. Di bagian Timur lebih banyak tanaman perkebunan dan seperti kopi, tembaku, buah-buahan dan sebagainya serta persawahan padi. Sedangkan daerah Utara lebih dikenal dengan gas alam atau L.N.G. yang terdapat di Arun.
1.Suku bangsa Penduduk Daerah Istimewa Aceh
terdiri atas suku bangsa asli yakni suku bangsa Aceh yang terbagi dalam beberapa sub suku seperti : Gayo, Alas, Tamiang, Gayo Seumanah, Anek Jamee, Singkel dan lain-lain. Suku pendatang terdiri dari Jawa, Minangkabau, Palembang, Makasar, Sunda dan lain-lain, sedangkan bangsa asing pun banyak antara lain Arab, India, China dan orang-orang Eropah. Menurut mereka suku bangsa Aceh berasal dari Jazirah Arab, hal ini terlihat banyak suku bangsa Aceh yang bergelar Said, Habib dan sebagainya.

2.Mata pencaharian
Mata pencaharian pokok suku bangsa Aceh adalah bertani, terutama bertani sawah. Sebagai tempat menyimpan padi dibuat sebuah lumbung yang disebut keong pade atau keurandong. Pekerjaan bertani yang terdiri dari tahap-tahap pekerjaan, biasanya dilakukan dengan bergotong-royong yang disebut meuseuraya.

3.Kesenian
Kesenian yang berkembang pada suku bangsa Aceh antara lain seni sastra, baik lisan maupun tertulis berupa prosa dan pantun. Seni tari seperti tari Seudati yang sangat terkenal, tari Saman, tari Guel, tari Bungung Rampoe dan sebagainya, sedang seni suaranya, misalnya qasidah berzanji. Suku bangsa Aceh menyenangi hiasan manik-manik seperti kipas, tudung saji, hiasan baju dan sebagainya. Kemudian seni ukir dengan motif dapat dilihat pada hiasan-hiasan yang terdapat pada tikar, kopiah, pakaian adat, dan sebagainya.

4.Seni bangunan
Seni bangunan tradisionalnya berupa rumah adat yang disebut Rumoh Aceh . Menurut ukuran atau besarnya bangunan rumah Aceh ada beberapa macam yaitu rumah Lhee Rueng, rumah Anjong, rumah Liwong Rueng atau rumah dua inang, dan rumah lapan rueng. Selain berbeda besarnya jumlah ruangannya pun berbeda pula. Di samping bangunan rumah untuk tempat tinggal, beberapa bangunan lain yang terdapat di Aceh yaitu meunasah, meuseujid, Balai blang, Janmbo blang dan pondok pesantren atau Jedah.

III. Letak Geografis

Daerah provinsi NAD terletak di Pulau Sumatra. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, samudra Hindia di sebelah barat, selat malaka di sebelah timur, dan sumatra di sebelah tenggara dan selatan. Luas provinsi Aceh 55.380 km², terletak antara 95° BT sampai dengan 98° BT dan 2° LU sampai dengan 6° LU. 18 Kabupaten, 5 Kodya/Kota, 227 Kecamatan dan Kelurahan/desa 5.862, Suku bangsa Aceh, Gayo, Alas, Aneuk jamee, Melayu tamiang, Kluet dan lain-lain.

IV. Seni dan Budaya
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
a.Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)
b.Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
c.Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)
1.Sastra
a.Bustanussalatin
b.Hikayat Prang Sabi
c.Hikayat Malem Diwa
d.Legenda Amat Rhah manyang
e.Legenda Putroe Neng
f.Legenda Magasang dan Magaseueng

2.Senjata Tradisional
Rencong adalah senjata tradisional Aceh bentuknya menyerupai huruf L, bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang). Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti siwah, geuliwang dan peudeueng.

3.Rumah Tradisional
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).

4.Tarian Tradisional
Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman. Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam, seperti tari Rateb Meuseukat dan tari Saman, Tari-tarian di provinsi Aceh diantaranya : Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari Pho, Tari Ratéb Meuseukat, Tari Seudati, Tari Saman, Tari Bines,Didong, Tari Guel, Tari Ula-ula Lembing, Tari Mesekat

5.Seni musik
Walaupun musik tradisional masih tetap dipelihara, dikembangkan dan dipagelarkan oleh pecinta dan pendukung-pendukungnya sampai dewasa ini namun tidak mungkin akibat adanya unsur-unsur luar/kebudayaan luar, nilai-nilai budaya Aceh akan menjadi suram ataupun mungkin menjauh / menghilang dalam masyarakat. Adapun jenis-jenis Alat musik di NAD antara lain Arbab, Bangsi Alas, Serune kalee (Serunai), Rapai, Geundrang, Tambo, Takatok Trieng, Beareguh, Canang, Celempong.

6.Pakaian adat Aceh
Pakaian adat Aceh dilengkapi dengan beberapa macam pernik yang biasa selalu dikenakan pada acara-acara tertentu. Pernik-pernik tersebut antara lain:
a.Keureusang (Kerosang/Kerongsang/Bros)
Adalah perhiasan yang memiliki ukuran panjang 10 Cm dan lebar 7,5 Cm. Perhiasan dada yang disematkan di baju wanita (sejenis bros) yang terbuat dari emas bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati yang dihiasi dengan permata intan dan berlian sejumlah 102 butir. Keureusang ini digunakan sebagai penyemat baju (seperti peneti) dibagian dada. Perhiasan ini merupakan barang mewah dan yang memakainya adalah orang-orang tertentu saja sebagai perhiasan pakaian harian.
b.Patam Dhoe
Patam Dhoe adalah salah satu perhiasan dahi wanita Aceh. Biasanya dibuat dari emas ataupun dari perak yang disepuh emas. Bentuknya seperti mahkota.Patam Dhoeterbuat dari perak sepuh emas. Terbagi atas tiga bagian yang satu sama lainnya dihubungkan dengan engsel. Di bagian tengah terdapat ukuran kaligrafi dengan tulisan-tulisan Allah dan di tengahnya terdapat tulisan Muhammad-motif ini disebut Bungong Kalimah yang dilingkari ukiran bermotif bulatan-bulatan kecil dan bunga.
c.Peuniti
Seuntai Peuniti yang terbuat dari emas, terdiri dari tiga buah hiasan motif Pinto Aceh. Motif Pinto Aceh dibuat dengan ukiran piligran yang dijalin dengan motif bentuk pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengah terdapat motif boheungkot (bulatan-bulatan kecil seperti ikan telur). Motif Pinto Aceh ini diilhami dari bentuk pintu Rumah Aceh yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh. Peuniti ini dipakai sebagai perhiasan wanita, sekaligus sebagai penyemat baju.
d.Simplah
Simplah merupakan suatu perhiasan dada untuk wanita. Terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delapan. Setiap lempengan dihiasi dengan ukiran motif bunga dan daun serta permata merah di bagian tengah. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantaiSimplah mempunayi ukuran Panjang sebesar 51 Cm dan Lebar sebesar 51 Cm.
e.Subang Aceh
Subang Aceh memiliki Diameter dengan ukuran 6 Cm. Sepasang Subang yang terbuat dari emas dan permata. Bentuknya seperti bunga matahari dengan ujung kelopaknya yang runcing-runcing. Bagian atas berupa lempengan yang berbentuk bunga Matahari disebut "Sigeudo Subang". Subang ini disebut juga subang bungong mata uro.
f.Taloe Jeuem
Seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari rangkaian cincin-cincin kecil berbentuk rantai dengan hiasan bentuk ikan (dua buah) dan satu kunci. Tali jam ini merupakan pelengkap pakaian adat laki-laki yang disangkutkan di baju.

KESIMPULAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengamatan melalui berbagai sektor dan data-data yang kami peroleh, maka dengan ini kami dapat menyimpulkan di antaranya :
a.Bahwa budaya sangat berarti bagi masyarakat dalam maupun masyarakat luar.
b.Dengan adanya seni dan budaya di Provinsi Nanggroe Aceh Aceh maka masyarakat Indonesia dapat mempercepat hubungan antara kebudayaan yang satu dengan yang lainya.

Minggu, 09 Oktober 2011

Konsep Konsumsi, Konsumen, Konsumtif, Konsumerisme

Pada dasarnya setiap manusia memiliki berbagai macam dalam hidupnya, mulai dari sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan primer, sampai dengan pada kebutuhan sekunder dan tersiernya yang juga terasa tidak kalah penting dengan kebutuhan primer, seperti handphone,make up, transportasi, dan lain sebagainya
Dalam dunia psikologi, konsep ini digunakan untuk melihat sisi psikologis dari perilaku konsumen baik itu pembeli maupun pengguna jasa, dalam memilih dan pembelian barang,apakah konsumen membeli barang dikarenakan kebutuhannya yang memang mengharuskan para konsumen untuk membeli barang atau menggunakan jasa tersebut, ataukah hanya karena keinginan memiliki, atau bahkan karena gengsi semata.

A.Konsumsi

Secara harafiah konsumsi adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatu prosuk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemuasan atas berbagai jenis tuntutan kebutuhan manusia. Individu yang melakukan kegiatan konsumsi disebut juga konsumen.
Menurut Chaney konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat dipakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Chaney menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telah menjadi(atau sedang menjadi) fokus utama kehidupan sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasanlebih umum dari budaya konsumen. Contohnya : Menghabiskan makanan dan minuman, memakai baju, menonton TV.

B.Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Di dalam dunia ekonomi, perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang. Dua wujud konsumen:
1.Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri
2.Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah keluarga, teman-teman, media massa, faktor pendapatan dan juga faktor yang datang dari dalam diri individu tersebut sendiri

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Kewajiban Konsumen adalah :
1.Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2.Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3.Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4.Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen,Hak-hak Konsumen adalah :
1.Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan
2.Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3.Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
4.Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
5.Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6.Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7.Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8.Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9.Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

C.Konsumtif

Konsumtif diartikan sebagai pemakaian (pembelian) atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan (Barry, 1994). Oleh karena itu, arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.
Dalam arti luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Pengertian konsumtif, menurut Yayasan Lembaga Konsumen (YLK), yaitu batasan tentang perilaku konsumtif sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas.Definisi konsep perilaku konsumtif sebenarnya amat variatif. Tapi pada intinya perilaku konsumtif adalah membeli atau mengunakan barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atasdasar kebutuhan.
Budaya konsumtivisme menimbulkan shopilimia.Dalam psikologi ini dikenal sebagai compulsive buying disorder (penyakit kecanduan belanja). Penderitanya tidak menyadari dirinya terjebak dalam kubangan metamorfosa antara keinginan dan kebutuhan. Ini bisa menyerang siapa saja, perempuan atau laki-laki.
Contohnya : membeli handphone jenis terbaru, mengikuti trend dan membeli gadget yang sedang up to date

D.Konsumerisme

Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk. Konsumerisme adalah kata dari bahasa asing yaitu consumerism.
Menurut Encyclopedia Britanica, Konsumerisme sebagai gerakan atau kebijaksanaan yang diarahkan untuk menata metode dan standar kerja produsen, penjual dan pengiklan untuk kepentingan pihak pembeli.Sedangkan menurut JJ. Sembiring, konsumerisme merupakan gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen.
Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme(consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya.
Masyarakat yang hidup dalam budaya konsumer. Ada tiga perspektif utama mengenai budaya konsumer menurut Featherstone (1991) yaitu :
a.Pertama
Budaya konsumer di dasari pada premis ekspansi produksi komoditas kapitalis yang telah menyebabkan peningkatan akumulasi budaya material secara luas dalam bentuk barang-barang konsumsi dan tempat-tempat untuk pembelanjaan dan untuk konsumsi. Hal ini menyebabkantumbuhnya aktivitas konsumsi serta menonjolnya pemanfaatan waktu luang (leisure) pada masyarakat kontemporer Barat.
b.Kedua
Perspektif budaya konsumer berdasarkan perspektif sosiologis yang lebih ketat, yaitu bahwa kepuasan seseorang yang diperoleh dari barang-barang yang dikonsumsi berkaitan denganaksesnya yang terstruktur secara sosial. Fokus dari perspektif ini terletak pada berbagai caraorang memanfaatkan barang guna menciptakan ikatan sosial atau perbedaan sosial.
c.Ketiga
Perspektif yang berangkat dari pertanyaan mengenai kesenangan/kenikmatan emosional dari aktivitas konsumsi, impian dan hasrat yang menonjol dalam khayalan budaya konsumer, dankhususnya tempat-tempat kegiatan konsumsi yang secara beragam menimbulkan kegairahan dankenikmatan estetis langsung terhadap tubuh

Sabtu, 01 Oktober 2011

Penelitian Lintas Budaya

1.Apa yang dimaksud penelitian lintas budaya?
Penelitian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

2.Apa Hubungannya Lintas budaya dengan Ilmu lain (contoh:antropologi, sosial, dll. berikan contohnya).
a.Hubungan Antropologi dengan Lintas Budaya adalah mencakup hampir keseluruhan dimensi kehidupan manusia. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Hal serupa dikemukakan oleh Van Peursen (1988) yang menyatakan kebudayaan sebagai proses belajar yang besar.
Contoh : sistem religi dan upacara keagamaan, organisasikemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.
b.Hubungan Sosiologi dengan Lintas Budaya adalah mempelajari kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu.
Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.
c.Hubungan Sosial dengan Lintas Budaya Sosial adalah sangat mempengaruhi suatu tingkat sosialisasi dalam hubungan lintas budaya.
Contoh : dalam hal informasi.

3.Seperti apakah Etnosentri dalam psikologi?
Etnosentris dalam psikologi adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Sebuah konsekuensi normal dari sosialisasi dan enkulturasi. Ketika kita menjadi enculturated, kita belajar bagaimana harus bertindak, bagaimana memahami dan menginterpretasikan bagaimana orang lain bertindak.
Contoh : ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi

4.Kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi ?
KESAMAANNYA
Pengenalan,pemahaman kebudayaan tertentu dimana prinsip dasarnya memberikan informasi mengenai budaya suatu daerah terhadap budaya lain.
PERBEDAANNYA
Proses menyesuaikan diri terhadap budaya tersebut , dimana kita dituntut lebih dari sekedar mengenal budaya tersebut , tapi lebih pada praktek kegiatan budayanya.
Contoh :Proses Enkulturasi dimana anak – anak muda belajar dan mengadopsi cara – cara dan perilaku budaya mereka.

a.Kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui masa remaja
KESAMAANNYA
Mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di budaya barat
Contoh : Amerika serikat misalnya aktualisasi diri, kesadaran diri, konsep diri, keyakinan diri, penguatan diri, kritik diri, mementingkan diri sendiri, meragukan diri sendiri (Lonner, 1988).
PERBEDAANNYA
Dalam budaya bukan barat seperti Negara timur china, jepang dan india. Bersifat kolektivistik ketimbang individualistik (Triandis, 1985, 1994). Individualistik adalah orientasi individu atau diri yang mencakup pemisahan diri dari orang lain sedangkan koletivistik menunjuk pada orientasi kelompok yang mencakup hubungan diri dari orang lain. Orientasi individualistik versus kolektivistik ditemukan sebagai dimensi dasar dari budaya alamiah (Hoftsede, 1980).
Contoh : Di Jepang sekolah menekankan orientasi kelompok dan keterhubungan dengan orang lain, ketimbang individualisme.

b. kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui perkembangan moral.
Perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Cara-cara anak memahami dunia mereka semakin lama menjadi semakin kompleks. Perubahan kognitif ini juga berdampak pada berubahnya pemahaman mereka dalam penilaian moral, penafsiran anak kecil tentang hadiah dan hukuman menuju prinsip-prinsip kebenaran dan kesalahan.

c.kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui konteks sosial dan masyarakat.
budaya pun perlu melalui konteks sosial dan masyarakat,karena melewati konteks sosial itulah budaya berkembang.
contohnya : orang Batak menjelaskan budaya ke orang sunda , dan orang sunda itupun memberikan informasi didaerah sunda . Maka terkenal budaya di wilayah sunda

d.kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal konformitas.
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial saat individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada
KESAMAANNYA
Ketika seseorang yang bermasyarakat di suatu lingkungan dan mematuhi peraturan atau adat istiadat yang ada dilingkungan tersebut.
PERBEDAANNYA
ketika manusia yang hidup bermasyarakat itu tidak mau mengikuti peraturan yang ada di lingkungannya itu sendiri dan orang itu pun bersifat sesukanya dan tidak memandang peraturan yang berlaku dilingkungannya.

e.kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal nilai nilai
KESAMAANNYA
Sama-sama mentransmisikan budaya
PERBEDAANNYA
Dalam transmisi budaya ada nilai-nilai , dimana nilai itu merupakan nilai kebudayaan , yang menjadikan kebudayan itu menjadi lebih baik lagi ,dan dapat di ambil informasi atau manfaaatnya .

f.kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal individualisme dan kolektifisme
KESAMAAN
Sama-sama mentransmisikan budaya
PERBEDAAN
Individualisme mementingkan kehendak pribadi.
Kolektifisme adalah suatu lingkungan sosial tidak fleksibel yang membedakan antara in-group dan out-group. Orang memperhatikan kepada in-group mereka,(rekan, golongan, organisasi) dan menjaga mereka.

g.kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal kognisi sosial.
KESAMAAN
Sama-sama mentransmisikan budaya
PERBEDAAN
Kognisi social adalah tata cara di mana kita menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi tentang dunia social. Kognisi social dapat terjadi secara otomatis.
Contonya, saat kita melihat seseorang dari suatu ras tertentu ,misalnya Batak kita seringkali secara otomatis langsung berasumsi bahwa orang tersebut memiliki ciri/sifat tertentu. Kapasitas kognitif kita juga terbatas. Selain itu, terdapat suatu hubungan antara kognisi dan afeksi (bagaimana kita berpikir dan bagaimana kita merasa).

h.Kesamaan & perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal perilaku gender.
KESAMAAN
biasanya wanita dan pria sama-sama mempelajari semua budaya , namun bagaimana dirinya sendiri yang menyikapinya. Dalam hal transmisi budaya baik wanita dan pria dapat sekali mematahui peraturan yang ada , dimana dia tinggal , aturan yang berlaku dan adat istiadatnya mereka pun mengikuti .
PERBEDAAN
Biasanya wanita lebih dominan untuk melestarikan budaya , mulai dari menjadi penari daerah , sampai menjadi sinden , dan untuk pria mereka hanya cukup mengetahui , namun untuk melestarikan budaya semua daerah hampir punah.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
http://psikologi-online.com/etnosentrisme
http://id.wikipedia.org

Minggu, 15 Mei 2011

Kepuasan Kerja

Tugas kesehatan mental

Kelas :2PA04

Nama :
Kidung Kinanti
Kiken Kresna
Kurnia Ayu Rahmasari
Meltri elia juliana Hutahaean
Michael Bellefroid Hariandja
Mucthar Mauludi
Okki Alfias
Petrus Namora S
Putri Susan
Putri Andriyani
Putri Yuli Astuti
Rosa eva Fina Simnajuntak
Sayyidina Suci

I. Kepuasan Kerja

A. Definisi/pengertian dari kepuasan kerja

Ada beberapa pendapat mengenai kepuasan kerja ,yaitu :
• Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja

• Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

• Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

• Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

5 aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan(Supervision),
atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (Workers)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4. Promosi(Promotion)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5. Gaji/Upah(Pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja

II. PERSEDIAAN UNTUK PERMINTAAN INDEPENDEN

A. FUNGSI persediaan (inventory):

1. Memberikan suatu stock barang-barang agar dapat memenuhi permintaanyg diantisipasi akan timbul dari konsumen;
2. Memasangkan produksi dengan distribusi: missal permintaan besar hanya pada musim panas, maka perusahaan akan membentuk stock yg banyak pada musin dingin;
3. Mengambil keuntungan dari potongan jumlah, pembelian dlm jumlah yg besar akan substansial mengurangi biaya produk;
4. Melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga;
5. Menghindari dari kekurangan stock yg dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasaokan, masalah mutu atau pengiriman yg tidak tepat;
6. Menjaga agar operasi dapat berlangsung dg baik dg menggunakan b”arang dalam proses” dalam persediaannya

B. PERSEDIAAN UNTUK PERMINTAAN DEPENDEN

MRP (Material Requirements Planning)= perencanaan kebutuhan bahan baku. MRP lebih baik diterapkan di manufaktur produk dependen sedang teknik teknik statistic seperti EOQ lebih baik diterapkan untuk produk yg permintaannya independen
Permintaan produk bersifat depnden berarti permintaan satu produk berkaitan dg permintaan untuk produk lainnya. Contoh: Permintaan pembuat mobil untuk ban dan radiator TERGANTUNG produksi mobil itu sendiri. Ban dan mobil-dependen sedang Mobil- Independen.

C.Biaya dalam Persediaan

Terdapat lima kategori biaya yang dikaitkan dengan keputusan persediaan, yaitu:
1. Biaya pemesanan (ordering cost)
Biaya Pemesanan
merupakan biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk mendapatkan bahan atau barang dari luar. Biaya pemesanan dapat berupa: biaya penulisan pesanan, biaya proses pesan, biaya materai/perangko, biaya faktur, biaya pengetesan, biaya pengawasan, dan biaya transportasi. Sifat biaya pemesanan ini adalah semakin besar frekwensi pembelian maka semakin besar biaya pemesanan yang harus dikeluarkan

2. Biaya penyimpanan (carrying cost)
Komponen utama dari biaya simpan terdiri dari:
a. Biaya modal, meliputi opportunity cost atau biaya modal yang diinvestasikan dalam persediaan, gedung, dan peralatan yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara persediaan.
b. Biaya simpan, meliputi biaya sewa gudang, perawatan dan perbaikan bangunan, listrik, gaji personel keamanan, pajak atas persediaan, pajak dan asuransi peralatan, biaya penyusutan dan perbaikan peralatan. Biaya tersebut ada yang bersifat tetap (fix cost) ada yang variabel, dan ada yang semifix dan semi variabel.
c. Biaya resiko, yang meliputi biaya keusangan, asuransi persediaan, biaya susut secara fisik, dan resiko kehilangan.
Beberapaa komponen biaya penyimpanan secara relatif sangat kecil, tetapi secara total biaya penyimpanan ini cukup besar. Beberapa studi menunjukkan bahwa biaya penyimpanan berkisar 35% dari nilai persediaan. sebagian besar biaya penyimpanan merupakan biaya modal atau oportunity cost.
Sifat biaya penyimpanan adalah semakin besar frekwensi pembelian bahan, semakin kecil biaya penyimpanan.

3. Stock out cost
Biaya Kekurangan Persediaan
Biaya kekurangan persediaan terjadi apabila persediaan tidak tersedia digudang ketika dibutuhkan untuk produksi atau ketika langganan memintanya. Biaya yang dikaitkan dengan stockout meliputi biaya penjualan atau permintaan yang hilang (biaya ini sangat sulit dihitung), biaya yang dikaitkan dengan proses pemesanan kembali seperti biaya ekspedisi khusus, penanganan khusus, biaya penjadwalan kembali produksi, biaya penundaan, dan biaya bahan pengganti.

4. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas
Biaya ini terjadi karena perubahan dalam kapasitas produksi. Perubahan kapasitas produksi diperlukan karena perusahaan berusaha untuk memenuhi fluktuasi dalam permintaan. Perubahan kapasitas produksi, menghendaki adanya perubahan dalam persediaan. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas dapat berupa: biaya kerja lembur untuk meningkatkan kapasitas, latihan tenaga kerja baru, dan biaya labor turn over.

5. Biaya bahan atau barang itu sendiri
Merupakan harga yang harus dibayar atas item yang dibeli. Biaya ini akan dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan supplier. Oleh karena itu biaya bahan atau barang akan bermanfaat dalam menentukan apakah perusahaan sebaiknya menggunakan harga diskon atau tidak.

III. Menggunakan waktu luang yang positif

Jadi penggunaan waktu luang harus memiliki falsafah agar tercapainya efisiensi dan efektifitas dari kegiatan yang dilakukan di waktu luang itu sendiri. adapun prinsip dalam merencanakan pengisian waktu luang bedasarkan falsafah yaitu :
1. Pengisian waktu luang sebagai suatu totalitas, perlu diperhatikan dan dimanfaatkan sebagai sarana maupun tujuan.
2. Komitmen adalah dasar kebutuhan pengisian waktu luang, bukan tiadanya kerja.
3. Penghayatan pengisian waktu luang lebih nyaman dengan manfaatkan teknologi, tetapi nilai - nilai implisitnya hendaknya tetap humanistik/manusiawi.
4. Model - model kegitatan pengisian waktu luang hendaknya memanfaatkan sejarah dan pengalaman dunia di samping berorientasi pada masa kini dan masa depan.
5. Budaya massa memberi kekuatan tertentu yang perlu diperhitungkan dan dibangun untuk pengisian waktu luang masa depan.
6. Di dasari tujuan kegunaan, bukan dirancang berdasa prioritas isi.
7. Dalam bidang pengisian waktu luang haruslah orang yang memiliki komitmen pada selera mereka sendiri.

Adapun kegunaan dari pengisian waktu luang yaitu:
1. Kesejahteraan jasmani
2. Kesegaran mental dan emosional
3. Menjajagi identitas, kesanggupan, maupun mencicipi kegiatan
4. Mendukung konsep-diri atau harga-diri
5. Sarana belajar dan perkembangan kemampuan
6. Memberikan kompensasi dan mendapatkan keseimbangan
7. Pengisian waktu luang sebagai tujuan akhir

Pengisian waktu luang tidak hanya bermanfaat bagi pelakunya sendiri, tetapi juga mempunyai fungsii dari segi pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi - fungsi tersebut antara lain:
1. Meningkatkan kembali daya kerja sehingga meningkatkan prestasi atau produksi
2. Menambah konsumsi sehingga meningkatkan lapangan kerja
3. Mengurangi kriminalitas dan kenakalan
4. meningkatkan kehidupan bermasyarakat

Dengan mengetahui kegunaan dan falsafah dasar dari penggunaan waktu luang maka diharapkan agar kita dapat mendapatkan hasil positif dari pengisian waktu luang yang efektif dan efisien dengan cara yang efektif dan efisien pula.

Daftar Pustaka : Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Sabtu, 09 April 2011

"Stress Menurut Hans Selye"

Nama Kelompok :
- Faaiza Supandi
- Indah Savitri 11509367
- Iqbal Dwi Putra
- Kidung Kinanti
- Kikhen Resna
- Kurnia Ayu Rahmasari 12509568
- Meltri 13509177
- Michael Bellefroid
- Mochtar Mauludi
- Okky Alfias
Kelas 2PA 04

A. Definisi Stress dan Faktor Individual dan Sosial yang Menjadi Penyebab Stress

Stres menurut Hans Selye dalam buku Hawari (2001) menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyaikonotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan eustres.

Faktor-faktor stress yaitu ;

a. Faktor sosial.
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.
Dukungan sosial mencakup:
Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi;
Dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa; dan
Dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah tertentu.
b. Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).

B. Tipe-tipe Stress Psikologis

Manusia berespon terhadap stres secara keseluruhan, sehingga kita tidak dapat memisahkan secara sangat tegas bentuk-bentuk stres. Stres biologis, misalnya adanya infeksi bakteri, akan juga berpengaruh terhadap emosi kita. Bisa pula suatu stres psikologis, misalnya kegagalan kerja, sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan fisik. Meski demikian, dapat disebutkan beberapa tipe stres psikologis, yang sering terjadi bersamaan
a. Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
b. Konflik.
Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
- Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
- Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
- Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
c. Frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
- Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
- Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
- Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.

C. Mekanisme Pertahanan Diri dan Strategi Coping

1. Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah
Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
a. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

2. Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar (Santrock, 2003 : 567) :
a. strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
b. strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres

Menurut Ebata & Moos, 1994 (dalam Santrock, 2003 : 567) individu yang menggunakan strategi mendekat untuk menghadapi stres adalah remaja yang berusia lebih tua, lebih aktif, menilai stresor utama yang muncul sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan dan sebagai suatu tantangan, dan memiliki sumber daya sosial yang dapat digunakan. Sedangkan, individu yang menggunakan strategi menghindar mudah merasa tertekan dan mengalami stres, memiliki stresor yang lebih kronis, dan telah mengalami kejadian-kejadian yang lebih negatif dalam kehidupannya selama tahun sebelumnya.

3. Berpikir positif dan self-efficacy
Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003 : 567) self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri.

Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif (dalam Santrock, 2003 : 568).

4. Sistem dukungan
Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar (dalam Santrock, 2003 : 568), keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain – terutama dengan keluarga dan teman – secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

5. Berbagai strategi penanganan stres
Dalam penanganan stres dapat menggunakan berbagai strategi coping, karena stres juga disebabkan tidak hanya oleh satu faktor, melainkan oleh berbagai faktor (Susman, 1991 dalam Santrock, 2003 : 569).

D. Problem Solving Terhadap Stress
1. Problem Solving
Kita mengalahkan stress dengan cara menyelesaikan problem stressor (hal yang membuat stress itu). Misalnya, kita stress karena menderita suatu penyakit, maka kita menyelesaikan masalah dengan berobat sehingga penyakit kita bisa sembuh. Atau bisa juga dengan mengusahakan agar kita bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi (bila situasinya sendiri tidak bisa dirubah).